Warning!!!!!! JANGAN TANYA KAPAN AKU NIKAH
Jika ada yang bertanya
kepada saya. Kapan nikah??? Pingin gua sihir tu orang jadi kodok, lalu gua
buang ke sungai atau gua lempar ke jalan biar dilindes tronton #iih sadis
banget ya (ya itulah gambaran kekesalan saya jika ditanya kapan nikah). Entah
kenapa pasti ada saja yang bertanya kapan nikah??. Andaikan mereka tahu, saya
itu risih ditanya seperti itu. Dan andaikan mereka tahu itu sangat menyebalkan,
bukan saya tidak mau menikah, tapi kan semua harus dipikirkan matang-matang
dengan siapa menikah, orangnya seperti apa, pribadinya (jadi pernikahan itu
adalah ranah privasi saya karena toh nantinya saya juga yang menjalani). Maka
dari itu saya harus matangkan dulu mental saya sebelum memutuskan menikah
karena saya ingin pernikahan sekali seumur hidup. Bukan apa-apa di zaman
sekarang didukung dengan teknologi yang kian canggih banyak pilihan media
sosial, mempermudah segalanya. Siapa yang bisa menebak jika suatu saat pasangan
berselingkuh online hahaha. Saban hari berkirim pesan mesra dengan lawan
jenisnya. Dan kemudian dilanjutkan ke dalam kamar..kan seyem..
Ya, balik lagi ke
judul. Aku takut nikah??? Mmmmmm…sulit mejawabnya. Dibilang takut mungkin ia,
dibilang enggak, ya enggak juga. Mungkin berada diantaranya antara takut dan
tidak hahahaha….nggak. nggak. Saya nggak takut nikah hanya berhati-hati saja
dalam memilih pasangan.
Oia baru-baru ini saya
mendapatkan istilah baru mengenai orang yang takut menikah. Yaitu GAMOPHOBIA. Saya tahu dengan istilah ini
dari novel yang saya baca. Awalnya saya tidak tahu apa arti dari gamophobia kemudian saya cari di mesin
penelusuran dan mendapatkan pengetiannya. Gamophobia
ialah istilah bagi mereka yang takut untuk menikah, dan berada dalam suatu hubungan asmara, atau
komitmen.
Penderita gamophobia ini bukan berarti mereka
tidak mau menikah, ada keinginan untuk menikah tapi rasa takut yang berlebihan itulah
menjadi alasan ketakutan untuk menikah. Banyak faktor penyebab mengapa
seseorang bisa mengidap gamophobia,
seperti trauma dengan pengalaman dari apa yang disaksikan dari pertengkaran
orang yang telah menikah (hingga membekas dalam dirinya), ketakutan akan
fisiknya sendiri (merasa diri tak sempurna), takut berhubungan badan, ataupun
ada faktor penyebab yang lain. Tapi phobia ini bisa disembuhkan, intinya harus
menanamkan pikiran positif mengenai pernikahan (ya ambil posistifnya bahwa
pernikahan itu adalah mejalankan salah satu sunnah Rosulullah, yang artinya
menikah itu adalah ibadah, pencegah dari jurang kemaksiatan).
Itulah sekilas info
mengenai gamophobia.
Ya, balik lagi ke judul
awal, aku takut nikah??????
Kalau saya pribadi
mengapa di umur 27 tahun ini belum merencanakan menikah. Karena saya masih
menunggu seseorang. Seseorang yang saya yakin kepadanya akan tetapi sebaliknya
orang tersebut tidak yakin kepada saya bahkan dia telah memilih orang lain di
hatinya. Dan tinggallah saya seorang diri (kog kedengarannya miris banget ya)
oh nggak ding, nggak semiris dan seburuk yang kalian pikirkan karena saya orang
yang cukup kuat dalam menghadapi masalah seperti ini. Akan tetapi terlepas dari
itu semua saya tetep kekueh menyebut namanya dalam doa saya dan tetep konsisten
meminta kepada sang pemilik hati, ya kali-kali aja sang empunya hati mau
meridhai dan mengabulkan doa saya hehehe (kasian banget sih gue macam bertepuk
diatas air)
Oia, sebenarnya ada
beberapa alasan yang akan saya ungkapkan mengapa saya belum merencanakan akan
menikah.
1. Belum ada orang yang
cocok
Kata orang tak kenal
maka tak sayang. Benar juga itu, tapi yang berlaku untuk saya, saya harus kenal
dulu orang itu agar saya bisa sayangi dia, tidak mau saya seperti membeli
kucing dalam karung. Masalahnya sekarang yang datang mendekati tak ada satu pun
yang klik di hati apalagi mau cocok. Bukan karena tidak kenal dengan orang
tersebut, kenal sudah. Tapi nggak klik dan hanya ingin berteman saja.
2. Ada ambisi yang belum
tercapai
Ambisi saya adalah saya
ingin bekerja dulu. Punya pekerjaan yang bisa menyokong kehidupan saya dan bisa
membantu keluarga saya setidaknya meski hanya sedikit, tapi inginlah saya
melihat senyum di wajah emak saya.
Bukan apa-apa, saya tak
ingin juga memberatkan pasangan saya nantinya untuk keperluan pribadi saya.
Maklum saya kan wanita, pasti akan ada perawatan meski bukan taraf salon
kecantikan ternama. Tapi lebih enak belanja pakai uang pribadi, hati lebih
lega, tenang tak terbebani.
3. Emosi belum stabil
Ya, saya akui saya ini
masih egois, masih labil juga kayaknya. Emosi saya pun belum stabil. Hal ini
sangat saya takutkan. Saya khawatir ketika saya menikah nantinya sikap
cemburuan saya bisa berlebihan terhadap pasangan saya (ya meski cemburu itu
katanya tanda sayang) tapi jika tidak bisa kendalikan jadi cemburu buta,
curigaan terus bawaannya. Maka saya harus bisa mengendalikan hati terlebih
dahulu.
Selain cemburuan itu,
saya harus bisa mengendalikan amarah saya. Seperti saya bilang emosi saya belum
stabil, saya terkadang suka meledak-ledak. Ya bukan apa-apa takutnya nanti karena
cemburu dan curiga, saban hari kelahi terus. Dan mikirnya kalau dah punya anak
nggak bisa sabar menghadapi anak itu bisa beresiko.
Tapi sekarang Alhamdulillah
saya merasa sudah lebih bisa mengontrol itu semua. Saya berharap menemukan
seorang yang penyabar bisa menularkan sikap sabar itu kepada saya, ketika
bersamanya saya bisa menjadi sabar karena rasa hormat saya kepada dia. Saya ingin
bersikap sabar dalam mendidik anak-anak saya meskipun saya lelah. aamiin
4. Saya masih menunggu
seseorang
Seperti yang saya
ungakapkan di atas bahwa masih ada seseorang yang saya tunggu, selama janur
kuning belum melengkung maka saya akan menunggu dulu untuk sementara hahaha….
Jika pada akhirnya
seseorang tersebut lebh memilih wanita lain, saya akan tetap sabar. Dan ketika
itulah saya akan memutuskan untuk segera menikah dengan orang yang mau ama saya
(dalam tanda kutip).
Jadi pada dasarnya saya tidak takut menikah. Hanya berhati-hati. Bijaklah dalam memilih ahahaha
No comments:
Post a Comment