Saturday, July 14, 2018

AKU TAKUT NIKAH???? KETIKA GALAU DILANDA “GAMOPHOBIA”


Warning!!!!!! JANGAN TANYA KAPAN AKU NIKAH

Jika ada yang bertanya kepada saya. Kapan nikah??? Pingin gua sihir tu orang jadi kodok, lalu gua buang ke sungai atau gua lempar ke jalan biar dilindes tronton #iih sadis banget ya (ya itulah gambaran kekesalan saya jika ditanya kapan nikah). Entah kenapa pasti ada saja yang bertanya kapan nikah??. Andaikan mereka tahu, saya itu risih ditanya seperti itu. Dan andaikan mereka tahu itu sangat menyebalkan, bukan saya tidak mau menikah, tapi kan semua harus dipikirkan matang-matang dengan siapa menikah, orangnya seperti apa, pribadinya (jadi pernikahan itu adalah ranah privasi saya karena toh nantinya saya juga yang menjalani). Maka dari itu saya harus matangkan dulu mental saya sebelum memutuskan menikah karena saya ingin pernikahan sekali seumur hidup. Bukan apa-apa di zaman sekarang didukung dengan teknologi yang kian canggih banyak pilihan media sosial, mempermudah segalanya. Siapa yang bisa menebak jika suatu saat pasangan berselingkuh online hahaha. Saban hari berkirim pesan mesra dengan lawan jenisnya. Dan kemudian dilanjutkan ke dalam kamar..kan seyem..

Ya, balik lagi ke judul. Aku takut nikah??? Mmmmmm…sulit mejawabnya. Dibilang takut mungkin ia, dibilang enggak, ya enggak juga. Mungkin berada diantaranya antara takut dan tidak hahahaha….nggak. nggak. Saya nggak takut nikah hanya berhati-hati saja dalam memilih pasangan.

Oia baru-baru ini saya mendapatkan istilah baru mengenai orang yang takut menikah. Yaitu GAMOPHOBIA. Saya tahu dengan istilah ini dari novel yang saya baca. Awalnya saya tidak tahu apa arti dari gamophobia kemudian saya cari di mesin penelusuran dan mendapatkan pengetiannya. Gamophobia ialah istilah bagi mereka yang takut untuk menikah, dan  berada dalam suatu hubungan asmara, atau komitmen.

Penderita gamophobia ini bukan berarti mereka tidak mau menikah, ada keinginan untuk menikah tapi rasa takut yang berlebihan itulah menjadi alasan ketakutan untuk menikah. Banyak faktor penyebab mengapa seseorang bisa mengidap gamophobia, seperti trauma dengan pengalaman dari apa yang disaksikan dari pertengkaran orang yang telah menikah (hingga membekas dalam dirinya), ketakutan akan fisiknya sendiri (merasa diri tak sempurna), takut berhubungan badan, ataupun ada faktor penyebab yang lain. Tapi phobia ini bisa disembuhkan, intinya harus menanamkan pikiran positif mengenai pernikahan (ya ambil posistifnya bahwa pernikahan itu adalah mejalankan salah satu sunnah Rosulullah, yang artinya menikah itu adalah ibadah, pencegah dari jurang kemaksiatan).

Itulah sekilas info mengenai gamophobia.

Ya, balik lagi ke judul awal, aku takut nikah??????

Kalau saya pribadi mengapa di umur 27 tahun ini belum merencanakan menikah. Karena saya masih menunggu seseorang. Seseorang yang saya yakin kepadanya akan tetapi sebaliknya orang tersebut tidak yakin kepada saya bahkan dia telah memilih orang lain di hatinya. Dan tinggallah saya seorang diri (kog kedengarannya miris banget ya) oh nggak ding, nggak semiris dan seburuk yang kalian pikirkan karena saya orang yang cukup kuat dalam menghadapi masalah seperti ini. Akan tetapi terlepas dari itu semua saya tetep kekueh menyebut namanya dalam doa saya dan tetep konsisten meminta kepada sang pemilik hati, ya kali-kali aja sang empunya hati mau meridhai dan mengabulkan doa saya hehehe (kasian banget sih gue macam bertepuk diatas air)

Oia, sebenarnya ada beberapa alasan yang akan saya ungkapkan mengapa saya belum merencanakan akan menikah.

1. Belum ada orang yang cocok
Kata orang tak kenal maka tak sayang. Benar juga itu, tapi yang berlaku untuk saya, saya harus kenal dulu orang itu agar saya bisa sayangi dia, tidak mau saya seperti membeli kucing dalam karung. Masalahnya sekarang yang datang mendekati tak ada satu pun yang klik di hati apalagi mau cocok. Bukan karena tidak kenal dengan orang tersebut, kenal sudah. Tapi nggak klik dan hanya ingin berteman saja.

2. Ada ambisi yang belum tercapai
Ambisi saya adalah saya ingin bekerja dulu. Punya pekerjaan yang bisa menyokong kehidupan saya dan bisa membantu keluarga saya setidaknya meski hanya sedikit, tapi inginlah saya melihat senyum di wajah emak saya.
Bukan apa-apa, saya tak ingin juga memberatkan pasangan saya nantinya untuk keperluan pribadi saya. Maklum saya kan wanita, pasti akan ada perawatan meski bukan taraf salon kecantikan ternama. Tapi lebih enak belanja pakai uang pribadi, hati lebih lega, tenang tak terbebani.

3. Emosi belum stabil
Ya, saya akui saya ini masih egois, masih labil juga kayaknya. Emosi saya pun belum stabil. Hal ini sangat saya takutkan. Saya khawatir ketika saya menikah nantinya sikap cemburuan saya bisa berlebihan terhadap pasangan saya (ya meski cemburu itu katanya tanda sayang) tapi jika tidak bisa kendalikan jadi cemburu buta, curigaan terus bawaannya. Maka saya harus bisa mengendalikan hati terlebih dahulu.
Selain cemburuan itu, saya harus bisa mengendalikan amarah saya. Seperti saya bilang emosi saya belum stabil, saya terkadang suka meledak-ledak. Ya bukan apa-apa takutnya nanti karena cemburu dan curiga, saban hari kelahi terus. Dan mikirnya kalau dah punya anak nggak bisa sabar menghadapi anak itu bisa beresiko.
Tapi sekarang Alhamdulillah saya merasa sudah lebih bisa mengontrol itu semua. Saya berharap menemukan seorang yang penyabar bisa menularkan sikap sabar itu kepada saya, ketika bersamanya saya bisa menjadi sabar karena rasa hormat saya kepada dia. Saya ingin bersikap sabar dalam mendidik anak-anak saya meskipun saya lelah. aamiin

4. Saya masih menunggu seseorang
Seperti yang saya ungakapkan di atas bahwa masih ada seseorang yang saya tunggu, selama janur kuning belum melengkung maka saya akan menunggu dulu untuk sementara hahaha….
Jika pada akhirnya seseorang tersebut lebh memilih wanita lain, saya akan tetap sabar. Dan ketika itulah saya akan memutuskan untuk segera menikah dengan orang yang mau ama saya (dalam tanda kutip).

Jadi pada dasarnya saya tidak takut menikah. Hanya berhati-hati. Bijaklah dalam memilih ahahaha

No comments:

Post a Comment

Postingan Terakhir

PENGALAMAN TES CPNS KPU TA 2018