Tuesday, February 6, 2018

Teruntukmu Duhai Adam

Teruntukmu Duhai Adam


Wahai akhi,
Engkau memang bukanlah orang pertama yang ku miliki rasa seperti ini, sebuah rasa yang menggebu dan mebuatku tersenyum dalam sendiri. Rasa yakin yang begitu kuat bahkan disaat pertemuan kita masih menjadi rahasia.

Wahai akhi,
Terkadang ada rasa yang begitu membuatku takut. Apakah pertemuan kita akan terjadi? Apakah doaku akan segera terwujud? Apakah kita bisa bersama meniti jalan kehidupan ini untuk menggapai ridho-Nya?

Wahai akhi,
Sesungguhnya ada rasa yang bercampur aduk di hatiku. Konflik batin. Ya, ku namai itu konflik batin. Tahukah engkau mengapa ku sebut begitu? Hmm…tentulah tidak. Tapi akan ku ceritakan kepadamu.

Wahai akhi,
Di satu sisi aku memang mengharapkan pertemuan kita, aku mengharapkanmu, ingin bersamamu. Aku selalu bermimpi untuk bisa ada di sampingmu ketika engkau butuh sebuah sandaran atau tepukan untuk menguatkanmu. Namun, disisi lain ada kecamuk di dalam hatiku, perasaan bersalah dengan keyakinan yang aku jalani, yang ku bangun selama ini. Hijrah. Istiqomah. Ya, dua kata yang sedang ku usahakan. Engkau harus tahu betapa beratnya, sulitnya untuk bisa menjalani itu.

Aku takut kehilanganmu, tapi aku juga takut dengan perasaanku itu. Takut jikalau Dia yang menguasai hatiku ini tak menyukai itu. Terkadang aku diselimuti kebingungan harus mengikuti nafsuku atau keyakinanku.

Wahai akhi,
Engkau pun harus tahu betapa berat perasaanku ketika harus merelakanmu dan memasrahkan semuanya pada Dia. Tapi aku sadar aku hanya manusia yang tak punya kuasa terhadap diriku sendiri. Aku ada dalam genggaman-Nya. Aku takut Dia menjauh dariku dan membiarkanku tersesat dalam nafsuku. Aku takut keyakinanku terampas oleh nafsuku.

Wahai akhi,
Akhirnya ku sadari. Sesungguhnya hanya Dia-lah yang mengetahui yang terbaik untuk kita. Jika melepasmu adalah yang terbaik maka itulah yang harus ku lakukan. Jikalau jodoh toh tak akan kemana, begitu kan yang kebanyakan orang katakan?. Aku hanya bisa berusaha, berdoa dan bertawakal. Cukuplah hanya Dia yang mengetahui perasaanku. Cukuplah dengan berdoa kepada-Nya. Harapanku adalah tetap bisa sabar dan ikhlas terhadap ketentuan-Nya. Inilah ikhtiarku untukmu.


Teruntuk seseorang yang masih ku sebut namanya dalam doa.

No comments:

Post a Comment

Postingan Terakhir

PENGALAMAN TES CPNS KPU TA 2018