Sunday, February 25, 2018

SURAT UNTUK SESEORANG DI BELAHAN BENUA LAIN

Assalamu’alaikum wr wb,

Kepada seseorang yang akan saya hormati sampai kapanpun, Yudin Ashima (benar kan nama itu ya?)

Surat ini sengaja saya tulis sebelum saya pergi.

Surat ini mungkin terasa sangat panjang dan melelahkan untuk dibaca. Tapi saya berharap Abang akan membacanya di waktu luang. Akhir-akhir ini saya tidak bisa tidur lebih awal seperti biasanya. Saya baru bisa tertidur diatas jam 12 malam bahkan pernah baru bisa tertidur jam 2 lewat. Itu sangat melelahkan. Karena akhir-akhir ini saya semakin sering terpikirkan denganmu. Semuanya berkecamuk sehingga membuatku gelisah.
Teringat perkenalan pertama kita. Pada waktu itu saya yang pertama menghubungi. Karena kata Bang Markus, Abang adalah seorang yang pemalu untuk memulai hmm nak jadi ape jak..

Sejak mendengar namamu, hati saya langsung tertarik dan penasaran. Mulai saya mencari tahu dan bertanya tentang Fb-mu tetapi saya mendapatkan alamat yang salah. Semalaman saya mencari dengan nama asli Abang sampai mataku jadi linu tapi tidak ketemu juga. Aaahh untunglah saya ini cerdas (muji diri sendiri boleh donk hahaha) akalku bermain menggunakan nomor untuk menemukan Fb-mu. Sebenarnya untuk mengetahui diri Abang itu seperti apa (yah, sebelum memutuskan untuk berkenalan saya harus tahu dulu orangnya). Akhirnya ketemu juga. Pertama lihat , oohh dewasa sekali (silahkan baca tua hahaha) (maaf Bang). Tapi yang tua seperti inilah yangs saya suka. Berkharisma dengan mata yang sendu seperti menyimpan sebuah rahasia.
Perkenalan yang ditengarai oleh comblangan itu pada awalnya sangat menggelikan bagiku.  Bagaimana tidak, kita tho masih keluarga meskipun sudah jauh. Pun ketika itu saya tidak bermaksud untuk membangun rasa untuk Abang, tapi seiring berjalnnya waktu rasa muncul dengan sendiri. Hingga saya tak kuasa terus menenggelamkannya.

Komunikasi mulai terbangun meski pada awalnya malu-malu. Rasanya mendebarkan setiap kali Abang menghubingi saya. Dan ingin selalu mendengar suaramu. Meski mungkin Abang menelfon karena saya paksa (smoga asumsi saya salah). Tapi sempat terpikirkan Abang nelfon karena hanya untuk habiskan sisa bonus nelfon saja. Dan saya pernah menyampaikan itu kepada Abang. Kemudian Abang bilang, masa sisa masih banyak (maafkan saya ya Bang).

Terkadang Abang bernyanyi ketika sedang menelfon…ooohhh itu membuatku bahagia tiada terkira (aneh ya). Saya hanya bisa tersenyum dan cekikikan dalam hati (suaramu biasa aja Bang hahaha tapi menghangatkan di hati) dan perasaan itu lebih dari apapun.

Ketika sedang sendirian, acap kali saya seperti orang gila yang hobinya senyum-senyum sendiri. Memandang potretmu, hanya itu obat rinduku. Ia, rindu. Rindu yang datang menyelimuti hatiku. Terasa hangat dan mendebarkan. Jika Abang pernah merasakan rindu kepada seseorang. Yah, begitulah rasanya.

Saya berpikir Abang bukanlah sosok yang gampang terbuka kepada seseorang dan itu agak sulit bagiku untuk masuk. Saya pun tak bisa menebak-nebak seperti apa diri Abang. Karena tho kita belum pernah bertemu dan bertatap muka jadi hal itu semakin sulit. Sedih rasanya jika membayangkan kita tidak akan pernah bertemu. Padahal ingin rasanya memelukmu dari belakang hahaha. (coba Abang pejamkan mata dan bayangkan itu. Apa engkau bisa merasakannya?).

Pada waktu Abang pergi ke Afrika saya senang Abang masih memberitahu saya ketika sudah sampai di Dubai. Awalnya saya pikir komunikasi kita akan terputus sama sekali (untung ada WA, terimaksih WA).
Teringat untuk pertama kali kita video call. Saya sangat malu pada waktu itu.Untuk menatap layar Hp pun rasa tak sanggup sesungguhnya, makanya saya sampai ngumpet-ngumpet di balik kain. Saya merasa tak cukup cantik untuk bertatap muka meski hanya lewat Hp. Tapi Abang begitu santai, malah pakai baju nggak berlengan pula. Jujur saya kaget lihatnya tapi saya berusaha bersikap biasa saja (tapi bang, itu Nampak seksi).

Ingat nggak waktu itu Abang ngejek, Abang bilang saya pakai lipstick. Uuhh saya malu sangat waktu itu tapi saya berusaha bersikap santai. (Memangnya kenapa tho kalau saya pakai lipstick, kan saya perempuan). Saya lipstick-an juga agar tampak  sedikit berseri-seri gitu. Yah, ini kan pertemuan pertama kita hahaha.
Aaah ia, bagaimana kabar Abang sekarang? Bagaiamana keadaan Abang disana? Saya selalu berharap Abang selalu dalam lindungan-Nya.

Sesungguhnya, saya selalu penasaran dan ingin tahu semua tentang Abang. Apa yang sedang Abang lakukan. Sesibuk apa abang disana. Seletih apa Abang seharian bekerja. Seberat apa pekerjaan Abang. Bagaiaman dengan kesehatan Abang. Bagaimana dengan makanan Abang. Bagaimana hubungan Abang dengan rekan kerja Abang. Apa yang Abang lakukan di waktu luang. Bagaimana ibadah Abang.Semua itu ingin saya tanyakan tetapi urung saya lakukan karena saya tau Abang tidak akan nyaman dengan pertanyaan-pertanyaan saya.

Bang, terkadang saya merasa putus asa memikirkan apakah kita akan bisa bertemu suatu hari nanti. Terlebih dengan sifat cuek Abang itu semakin membuat saya pesimis. Apakah Abang pernah terbesit sedikit saja tentang saya? Hmmm….jika pernah alangkah bahagianya hati saya meskipun itu tidak saya ketahui juga..

Ya, segini aja dulu yang bisa saya sampaikan, meskipun sebenarnya ada banyak yang ingin saya katakana. Jika Allah mengizinkan mari nanti kita saling bercerita tentangmu, tentangku dan tentang kita ehem..


Pangkalpinang, 30 Januari 2018

No comments:

Post a Comment

Postingan Terakhir

PENGALAMAN TES CPNS KPU TA 2018